![]() |
Salah satu Murid SDN Alaswangi 2 Menes yang mendapatkan perawatan medis di puskesmas setempat. (Foto: Istimewa) |
Bahkan, ada murid yang terpaksa dirawat di Puskesmas karena kondisinya lemah.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada sekitar 28 orang murid yang mengalami diare yang terdiri dari 2 orang murid kelas 3, 4 orang murid kelas 4, 9 orang murid kelas 5 dan 13 orang murid kelas 6.
Kepala SDN Alaswangi 2 Menes, Sariful Hayat membenarkan peristiwa puluhan siswanya yang mengalami diare.
Namun dirinya belum bisa memastikan jika diare tersebut berasal dari makanan program MBG.
“Tadi pagi, kalau kejadiannya tadi pagi saya dapat laporan dari guru-guru kalau ada anak-anak yang tidak masuk sekolah sakit perut dan yang masuk sekolah juga sama sakit perut kasusnya. Saya kira belum bisa dipastikan juga kaitan dengan MBG,” kata Sariful saat dihubungi via telpon, Kamis (20/2/2025).
Sarifuk mengungkapkan, dari 28 murid yang mengalami keracunan, satu di antaranya dirawat di Puskesmas Menes. Sedangkan sisa lainnya dipulangkan.
“Dari beberapa orang siswa yang terkena diare yang agak parah 1 orang dan oleh tim MBG dan puskemas langsung datang ke sekolah kemudian dibawa ke puskesmas didampingi guru. Satu orang dirawat di Puskesmas tapi tadi saya periksa kondisinya alhmdulillah sudah membaik,” terangnya.
Terpisah, Humas Yayasan Dapur Umum Program MBG Kecamatan Menes, Anwar Noor membantah puluhan siswa di SDN Alaswangi 2 Menes mengalami diare setelah menikmati makan dari program MBG. Bahkan dia menyebut jika 28 siswa yang mengalami diare disebabkan karena masuk angin dan kondisinya kurang sehat.
“Itu diduga disebabkan setelah mengkonsumsi MBG tetapi ternyata setelah kami konfirmasi ke kepala sekolah memang ada yang mengalami mulas dan satu orang dibawa ke Puskesmas. Alhmdulillah mereka tidak apa-apa hanya kondisi fisiknya kurang baik karena dari rumahnya juga kurang sehat, diduga hanya masuk angin saja,” bantahnya, Kamis (20/2/2025).
Anwar mengaku selama program ini berlangsung pihaknya diawasi langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk setiap makan yang akan dikonsumsi oleh siswa. Selain itu, setiap makanan yang akan dikirim ke sekolah akan diambil sampel terlebih dahulu oleh BGN sebelum diserahkan.
“Jadi setiap hari makanan itu sebelum dikirim diambil sampel dulu disimpan di tempat yang aman, setelah diambil sampel baru dikirim ke sekolah-sekolah,” terangnya.
Ia juga mengaku jika sampel makanan yang diserahkan ke SDN Alaswangi 2 Menes sudah diserahkan ke petugas kesehatan untuk memastikan apakah diare tersebut disebabkan oleh makanan dari MBG yang dikonsumsi oleh siswa sehari sebelumnya.
“Dari kesehatan belum ada hasilnya, ini (sampel makanannya) baru dikirim ke laboratorium paling besok atau lusa baru ada hasilnya, jadi sampel yang tadi itu dikirim ke laboratorium,” ungkapnya.
Ia juga mengaku akan melakukan evaluasi agar hal serupa tidak terulang dikemudian harinya.
“Ini karena baru memulai bagus juga bagi kami untuk evaluasi agar lebih baik lagi,”ujarnya. (*/Red)