Tanpa Kelengkapan APD, Warga Cigondang Dipekerjakan untuk Bersihkan Tumpahan Batu bara di Perairan Popole

 

Batu bara berserakan di pinggiran pantai dampak dari Kapal tongkang pengangkut batu bara kandas di perairan Popole, Kabupaten Pandeglang. (Foto: dtk)


JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Sejumlah warga Desa Cigondang, kecamatan Labuan, kabupaten Pandeglang yang dipekerjakan membantu pihak perusahaan untuk membersihkan tumpahan batu bara di perairan popole, mengaku tidak tahu 
akan dampaknya terhadap kesehatan mereka. 

Sedangkan pekerjaan membersihkan batu bara di dalam laut dan di sekitaran bibir pantai pulau popole itu dikerjakan manual menggunakan tangan.

" kami tidak tahu dampaknya, kami hanya kerja saja, jadi tidak berpikir apa-apa," ujar Lili warga Karangsari desa Cigondang.

Dari pihak perusahaan, kata Lili, warga pekerja hanya diberikan sarung tangan tanpa ada alat lain untuk digunakan sebagai pelindung diri saat membersihkan tumpahan batu bara di sekitaran pulau dan perairan popole.

" kami dikasih sarung tangan pada hari ini pak, tidak ada sepatu bot, helm, dan rompi pelampung saat menyebrangi lautan," ungkap Lili kepada wartawan, Rabu, 08/01/2025.

Tanpa Kelengkapan APD, Warga Cigondang Dipekerjakan untuk Bersihkan Tumpahan Batu bara di Perairan Popole


Selain itu, lanjut Lili, perahu miliknya yang ikut digunakan sebagai sarana angkutan warga pekerja untuk menyebrang ke pulau popole belum ada kejelasan mengenai besaran sewanya. Sebab, sebut Lili, sudah 2 hari digunakan belum ada pembayaran.

" kami bingung pak, kapal perahu saya mengangkut warga sudah 2 hari pulang pergi, namun hitungannya seperti apa. Apakah perusahaan apa kordinator yang membayar sewa kapal saya, belum jelas berapanya," keluhnya.

Menurut dia, perlu adanya ketegasan dari pihak terkait keselamatan kerja agar warga bisa merasakan kenyamanan membantu perusahaan sekaligus mencari nafkah.

kesyahbandaran UPP Kelas III Labuan, Nopriani Antoni 

Sementara, keSyahbandaran UPP Kelas III Labuan, Nopriani Antoni menerangkan, terkait dampak atas dugaan pencemaran akibat tumpahan batu bara di perairan laut sekitaran pulau popole, pihaknya saat ini masih menunggu hasil kajian dari Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

" kami masih menunggu dari gakkum (penegak hukum) kementerian lingkungan hidup (KLH), untuk memberikan pernyataan, kita tunggu hasil dari kajian pihak gakkum KLH ," ujarnya.

Nopri juga membenarkan adanya kegiatan pembersihan batu bara yang dikerjakan oleh masyarakat setempat, Ia mengatakan itu bersifat sementara karena akan dilakukannya kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup di sekitaran perairan popole.

" Nah itu hanya sementara saja, hanya karena ada pihak dari penegak hukum kementerian lingkungan hidup (Gakkum KLH) akan mengadakan kajian, rencananya sih besok tanggal 09," kata Noprian Antoni

Disinggung soal tidak dilengkapinya Alat Pelindung Diri (APD) pada warga yang dipekerjakan membersihkan tumpahan batu bara, Nopri enggan berkomentar. Ia beralasan itu bukan kewenangannya.

" kita lihat saja hasil dari gakkum kementerian lingkungan hidup. Kami tidak ada kewenangan untuk mengatakan dampak-dampak lain akibat persoalan ini," kilah Nopri.

Namun, sambung Nopri, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan bertindak Formal melayangkan surat kepada perusahaan angkutan batu bara tersebut, jika hasil kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup sudah dikeluarkan.

" yaa kita tunggu saja hasilnya," pungkasnya. (RC/Red)

.

Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama