Penasehat KT Desa Cigondang, Rakwid Tegaskan Tidak Tahu Organisasinya Dijadikan Kordinator dan Dapat Jatah dari Mulung Batu Bara di Pulau Popole

Sejumlah warga yang bekerja mengumpulkan karung berisi batu bara di Pulau Popole. (Foto: Istimewa)


JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Penasehat Karang Taruna (KT) Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rakwid menegaskan, ia dan pengurus lainnya tidak mengetahui adanya keterlibatan Organisasinya terkait dengan kegiatan pekerjaan pembersihan bongkahan batu bara di pulau popole yang dikerjakan oleh warga.

Bahkan unsur pengurus dan pimpinan dalam Oganisasinya pun banyak yang tidak diikutsertakan untuk dampingi masyarakat pemulung bongkahan batu bara tersebut.

" kami tidak tahu menahu pak, terkait adanya keterlibatan karang taruna dalam hal batu bara di pulau popole," kata Penasehat Karang Taruna Desa Cigondang itu.

Sambung Rakwid, adapun dirinya pernah mendapat informasi mengenai kegiatan pekerjaan memulung bongkahan batu bara di Pulau Popole yang melibatkan masyarakat itu dari Pjs Kepala Desa Cigondang, namun tidak disebutkan bahwa Organisasi Karang Taruna ditunjuk sebagai kordinator warga pekerja.

" beberapa waktu lalu memang pak Pjs mengatakan jika masyarakat ada yang ikut dalam Pemulungan batu bara di popole. Jadi tidak tahu jika karang taruna di ikutkan juga sebagai kordinator,"ungkap Rakwid kepada wartawan ditemui di kediamannya, Senin 13/01/2025.

Menurut keterangan yang diperoleh dari sumber di lapangan, Karang Taruna berperan sebagai Kordinator membawahi 2 kelompok masyarakat yaitu warga pekerja dari Karangsari dan Lampe. Lagi-lagi Rakwid tidak mengetahui hal tersebut.

" justru dalam hal ini kami baru tahu pak, beberapa waktu lalu kami pernah mengkonfirmasi adanya keterlibatan karang taruna dalam Pemulungan batu bara oleh masyarakat. Jawabannya, sudah Kak ustad malah jangan ikut-ikutan, takut hitam badannya, kan aneh," ujarnya.

Terkait adanya jatah yang didapat Karang Taruna dari upah warga pekerja, iapun heran mengapa semua pengurus tidak mengetahui, dan seharusnya ada pemasukan untuk kas Karang Taruna, namun nihil.

" kami juga aneh pak, ada pendapatan dari hasil kompensasi kami tidak mengetahui, harusnya kan masuk kas karang taruna, dan juga diketahui oleh semua pengurus. Sampai sekarang kami semua tidak tahu," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, dari kegiatan memulung batu bara yang dikerjakan sejumlah warga, Karang Taruna mendapatkan jatah dari upah warga pekerja memulung batu bara sebesar Rp2ribu per/karungnya, dan itu sudah dibayarkan oleh perusahaan secara estafet sebelum dihentikan pekerjaan pembersihan bongkahan batu bara di tanggal 11/01/2024 lalu. 

Menurut informasi dari salah seorang warga yang ikut memulung batu bara, mereka berhasil mengumpulkan sekitar 12ribu karung hingga diakhir kegiatan dihentikan.


Sementara itu, untuk menggali kebenaran atas keterangan dari berbagai sumber, Sekretaris Kecamatan Labuan hingga kini belum memberikan respon saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, sampai kabar ini dipublikasikan (RC/Red)




Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama