Kegiatan Pemulung Tumpahan Batubara di Pulau Popole Dihentikan, Upah Warga Dibayar Rp10 Ribu per Karung

Warga pekerja pemulung batubara di pulau popole kembali pulang dengan menggunakan perahu untuk menyebrang, setelah kegiatan pembersihan bongkahan batubara diliburkan.(Foto: Istimewa)



JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Tumpahan batubara dari Kapal Tongkang TB Titan 27/BG Titan 14 milik PT. Sinar Wijaya Energi yang kandas di perairan selat sunda, tepatnya di sekitar Pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang sebulan lalu, belum lama ini dilakukan pembersihan secara manual dengan mempekerjakan sejumlah warga Desa Cigondang.

Namun, baru-baru ini upaya pembersihan bongkahan batubara di pulau popole dengan cara memungut dan dimasukan ke dalam karung oleh warga sekitar yang dipekerjakan dari perusahaan, sudah dua hari dihentikan.

Warga pesisir pantai Cigondang dan Desa Karangsari, Kecamatan Labuan, kabupaten Pandeglang tidak lagi melakukan aktivitas memulung tumpahan batubara di pulau popole.

Hal tersebut pun dibenarkan Lutfi, ia mengatakan, terkait dihentikannya kegiatan pembersihan bongkahan batubara di pulau popole oleh sejumlah warga Cigondang diliburkan, lantaran pihak perwakilan perusahaan tongkang sedang melakukan rapat kordinasi.

"Memang untuk sementara warga di liburkan, sebab ada rapat kordinasi dulu dari pihak perwakilan perusahaan tongkang," ucap pria yang akrab disapa Lulut kepada wartawan.

Lulut merupakan kordinator dari warga yang dilibatkan dalam kegiatan pembersihan tumpahan batubara di pulau popole, ia mengaku Sebelum  dihentikan pemungutan bongkahan batubara itu, ia sudah memberikan informasi tersebut kepada kordinator lainnya yakni, warga Karangsari dan Lampe.

" kami kemarin malam sudah menginformasikan kepada kedua kordinator warga, jika pekerjaan ini di berhentikan, katanya sih sementara," ungkapnya.

Selain itu, Ia juga membenarkan adanya pemberian upah dari perusahaan untuk warga pekerja di pulau popole sebesar Rp20ribu per Karung batubara yang berhasil dikumpulkan warga, namun berdasarkan kesepakatan bersama, yang diterima warga pekerja hanya Rp10ribu per Karungnya.

" betul pak kami memberikan upah untuk warga mulung batubara perkarung ya Rp10ribu, dari perusahaan sih Rp20ribu, dan yang Rp10ribu buat kordinator dan kebutuhan lain-lain," terang lulut, yang belakang ini diketahui dirinya adalah Ketua Karang Taruna Desa Cigondang.

Terpisah, Pjs Kepala Desa Cigondang, A.Ruhmi mengaku tidak melibatkan diri terlalu jauh dengan adanya kegiatan pembersihan batubara di pulau popole yang dikerjakan warganya, ia berkilah, bahwa urusan tersebut sudah diserahkan kepada Karang Taruna.

" kami selaku penjabat pemerintah desa, tidak terlalu ikut campur dalam hal ini, sebab sudah ada karang taruna desa selaku LKD kami," singkatnya.

Sementara, Lili, salah satu warga Desa Karangsari yang dipekerjakan dalam kegiatan pembersihan batubara itupun membenarkan adanya pemotongan upah, dan saat ini seluruh warga pekerja pemungut batubara tengah diliburkan.

" dari kemarin sih pak kami libur, katanya sih sementara,"katanya. (RC/Red)


Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama