Batubara yang menyebar di sekitar pulau Popole dan sebagian juga berada di wilayah pesisir Pantai Desa Cigondang. (Foto:Istimewa) |
JAGATANTERO.COM, PANDEGLANG| Telah lebih satu pekan tumpahan batubara yang menyebar di sepanjang pulau POPOLE di wilayah Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang- Banten masih terlihat berserakan belum dilakukan pembersihan.
Batubara yang menyebar di sekitar pulau Popole dan sebagian juga berada di wilayah pesisir Pantai Desa Cigondang banyak menuai narasi negatif dari berbagai kalangan di Desa Cigondang.
Hal ini terjadi akibat adanya insiden cuaca badai dan hujan lebat sejak minggu lalu, hembusan angin yang kencang membuat sebuah tongkang batubara yang berisi ribuan ton menepi ke wilayah pulau Popole, sehingga dikabarkan menurut informasi warga bahwa tongkang batubara tersebut patah dan menyangkut di karang Pulau Popole.
Pantauan wartawan dilokasi, kondisi kapal tongkang batubara patah dan menumpahkan isi yang berada diatasnya. Hal ini sejak minggu lalu masih menjadi pembahasan klise dari berbagai kalangan komunitas dan Muspika di Kecamatan Labuan, termasuk dari warga pesisir pantai yang seolah geram akibat sampai detik ini belum ada tindakan yang konkret dari pemilik tongkang batubara maupun owner nya, dan juga PLTU BANTEN 2 LABUAN.
Seperti apa yang dikatakan oleh Iman Faturohman pada media, saat ditemui di kediamannya. Ia menuturkan bahwa seharusnya pihak owner maupun yang berkaitan dengan pemilik kapal segera mengambil langkah nyata guna mengatasi pencemaran batubara yang terjadi di wilayahnya.
elaku yang ditugaskan oleh Pemda Kabupaten Pandeglang sejak Tahun 2019 hingga saat ini untuk menjaga dan merawat kelestarian Pulau Popole, Iman berharap, pemilik batubara dan owner lainya segera bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Sudah lebih satu minggu kami menanti pertanggung jawaban dari pihak yang bersangkutan. Namun hingga saat ini, semua itu masih dalam tahapan koordinasi dan belum ada tindakan yang nyata untuk membersihkan area yang dicemari oleh batubara yang tumpah," kata Iman, Penjaga Pulau Popole sekaligus ketua Kelompok Tani Hutan Popole, dan ia juga sebagai ketua RT di wilayah 01/07 Kampung Karangsari - Cigondang, Kamis, (12/12/2024)
Lebih lanjut ia menuturkan, kepedulian terhadap wilayah yang dirawat dan dijaganya yang saat ini terjadi pencemaran batubara dan belum juga ada solusinya, ia mengatakan akan melakukan aksi bersama warga dan kelompoknya untuk menuntut pertanggung jawaban dari pihak yang bersangkutan.
"Jika dalam waktu dekat ini belum juga ada solusi baik dari pihak owner maupun PLTU Labuan, maka kami akan melakukan aksi Demo bersama warga dan gabungan komunitas di Desa Cigondang menuntut tanggung jawab dari mereka," tandas nya.
Senada dengan apa yang diutarakan oleh salah satu warga lokal yang tergabung dalam lingkungan nelayan setempat. Ia mengatakan dengan adanya insiden tongkang batubara yang menepi di sekitar pulau Popole dan menurutnya diduga bisa merusak biota laut yang berakibat fatal bagi para nelayan.
"Di wilayah itu kami sering menangkap ikan untuk menafkahi keluarga kami, namun jika hal itu rusak oleh kejadian ini, mereka harus bertanggung jawab," cetus salah satu warga nelayan.
Dikonfirmasi humas PLTU Banten 2 Labuan menuturkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Owner PLTU 2 Labuan.
"Kemarin saya ikut mendampingi pemilik tongkang dan pemilik batu bara menghadap Kepala Dinas LH Kab Pandeglang. Sudah ada arahan jg dr beliau terkait lingkungan. Dan dr PT SIS , SWE , dan TLP, siap bertanggung jawab untuk menyelesaikan kejadian ini.
Infonya hari ini PT SWE merapat ke kepala desa cigondang. tp blm tau jg sya info update hari ini, " ungkap Shandy pada wartawan via WhatsApp.
Dihubungi terpisah, Penjabat Kepala Desa Cigondang, A.Rumhi, belum memberikan keterangannya hingga berita ini disampaikan. (RC/Red)