Catatan Kritis Tangsel 2024 Menurut OKP Tangsel

Acara orasi dan kongkow kepemudaan: refleksi dan proyeksi Kota Tangsel, Kamis 26 Desember 2024.


JAGATANTERO.COM, TANGERANG| Acara orasi dan kongkow kepemudaan: refleksi dan proyeksi Kota Tangsel yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor, yang diikuti oleh beberapa OKP (oranisasi kepemudaan) melahirkan beberapa catatan kritis sebagai refleksi dan proyeksi pembangunan di Kota Tangerang Selatan, Kamis 26 Desember 2024.

Sekretaris PC Ansor, Amizarisam mengajak agar kegiatan ini harus menjadi tradisi, sebagai bentuk partisipasi pemuda dalam pembangunan, sekaligus mengingatkan pemerintah kota. Sebab ketika tidak diingatkan berpotensi menyimpang, seperti halnya pada Perseroda PT. PITS yang tidak profesional menjalankan operasionalnya sesuai Perda Pembentukan Perseroda PITS, diantaranya ketiadaan komitmen dalam memenuhi kebutuhan air bersih kebutuhan sehari-hari sebesar 60 liter/hari/orang, dan tidak adanya publikasi Rencana Bisnis dan Rencana Anggaran Perusahaan. Keduanya juga bentuk pelanggaran yang semestinya menjadi evaluasi agar adanya perubahan jajaran direksi.

Dalam perspektif Syaifuddin selaku Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tangsel, memandang  Walikota harus menerbitkan Perwal sebagai pelaksanaan Perda Kepemudaan Kota Tangsel. Hal tersebut sehubungan Perda Kepemudaan telah diterbitkan sejak 2019, namun tidak diikuti dengan Perwal tentang pelaksanaannya.

Fathor Rohman, Ketua pemuda Muhammadiyah Kota Tangsel menegaskan, bahwa anak muda akan menggantikan estafet kepemimpinan, oleh karenanya Pemerintah Kota Tangsel harus memberdayakan pemuda agar terjadi siklus dan rotasi keterlibatan dalam mengambil kebijakan.

Selanjutnya Setephen Huang selaku sekertaris wilayah IPTI Banten, menyatakan siap terbuka untuk kolaborasi, dan bersyukur dengan diselenggarakannya  acara ini. Tionghua, sejak tahun 1400an sudah di Banten, oleh karenanya kami ingin turut aktif dan berkontribusi untuk pembangunan ditanah banten. 

Selanjutnya menurut Indra Wesley selaku perwakilan dari Gabungan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Tangsel meminta tidak boleh memandang rendah pemuda, utamanya dalam berkonstribusi dalam pembangunan di Tangsel.

Sadam Fikri selaku perwakilan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Tangsel menyerukan bagaimana peran pemuda dalam menjaga dan menyatukan keberagaman, serta merespon bonus demografi yang dikemudian hari dapat dimaksimalkan oleh semua pihak (pemuda dan pemerintah).

Borneo Fuad Alzakiat selaku Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamulang, harapannya agar tidak ada ketimpangan pembangunan, antara satu wilayah dengan wilayah lain di Tangsel.

Muh Fadlul Rahman Arlan selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamulang: pada refleksi kami kecewa dengan pembangunan di Tangsel, namun pada proyeksi kami masih memiliki kepercayan dan harapan Tangsel akan lebih baik. Selanjutnya DPRD kota Tangsel masih tidak kooperatif untuk merespon hasil kajian kami. 

Selanjutnya dalam perspektif pelajar, menurut Vivi Lutfiah selaku Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Tangsel: untuk pembangunan karakter pelajar di kota Tangsel bisa lebih mencetak masa depan yang lebih baik lagi.

 Demikian menurut M. Berryl Choliq Arrohman selaku Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Tangsel, bahwa pendidikan adalah pilar kebangsaan dan benteng peradaban, khususnya di kota Tangerang Selatan.

Maraknya kasus kekerasan seksual dan kekerasan di lingkungan sekolah, Pada  Agustus 2024 lalu terdapat 64 kasus pencabulan terhadap anak perempuan dan 12 kasus pelecehan terhadap anak laki-laki. 

Harapan kedepannya tempat pendidikan menjadi tanggungjawab kolektif bersama sebagai tempat yang nyaman untuk belajar. Jangan sampai menjadi tempat yang menakutkan bagi anak-anak/pelajar. Oleh karenanya para pelaku kekerasan seksual harus ditindak dengan tegas. (*/Red)



Baca Juga

Komentar dengan santun dan bijak

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama